Proyek RJIT Desa Sukamenak Dinas Pertanian dan Perikanan Diduga Tidak Transparan dan Mark Up Anggaran CV Berkah Jaya Putra
Tasikmalaya,(transtwonews) – Salah satu faktor penting dalam pengembangan budidaya pertanian adalah pasokan air yang stabil. Dalam hal tersebut, Kementerian Pertanian (Kementan) Republik Indonesia terus menggulirkan program Rehabilitasi Jaringan Irigasi Tersier (RJIT), dengan tujuan untuk meningkatkan produsivitas pertanian dibidang sarana dan prasarana yang menunjang kebutuhan petani.
Seperti yang dilansir dari beberapa sumber informasi, Menteri Pertanian, Syahrul Yasin Limpo (SYL) menekankan pentingnya manajemen air guna mendukung produktivitas petani. Sebab, kata Mentan SYL, pasokan air harus selalu tersedia agar budidaya pertanian dapat berkembang dengan baik pula.
“Oleh karena itu, manajemen air menjadi sangat penting untuk selalu diperhatikan. Program RJIT ini adalah satu upaya Kementan untuk menata pasokan air kepada petani,” terang Mentan SYL.
Selain Menteri Pertanian tersebut diatas, Direktur Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian (PSP) Kementan, Ali Jamil pun menerangkan peran sentral air irigasi dalam pengembangan budidaya pertanian. Menurut Ali, tak berfungsinya atau rusaknya salah satu bangunan irigasi akan mempengaruhi kinerja sistem irigasi.
“Maka, pengelolaan air irigasi harus dilakukan dari hulu sampai ke hilir. Sebab irigasi ini memiliki peran yang sangat vital. Kalau dia rusak, efisiensi dan efektivitas irigasi akan berkurang,” kata Ali.
Sebagaimana diketahui, program RJIT Kementan direalisasikan dengan panjang saluran 168 meter dan lebar penampang luar 80 centimeter yang melayani luasan lahan 25 hektar lahan milik petani. Hal tersebut harus dilakukan secara transparan secara publik sesuai dengan peraturan dan perundang-undangan keterbukaan informasi publik seperti yang sudah dijelaskan dalam peraturan kepres no 80 tahun 2003 tentang pekerjaan atau proyek yang memakai dana anggaran APBD atau APBN, di wajibkan memakai papan proyek. Dan, UU, no 14 th 2008 tentang keterbukaan informasi dan publikasi.
Namun tujuan dan sejumlah peraturan yang sudah ditetapkan tersebut diatas, berbeda jauh dengan apa yang terjadi dilapangan, seperti salah satu contoh nya pengerjaan rehabilitasi jaringan irigasi yang ada di Desa Sukamenak, Kecamatan Sukarame Kabupaten Tasikmalaya melalui Dinas Pertanian dan Perikanan Kabupaten Tasikmalaya senilai Rp. 125.800.000,- (Seratus Dia Puluh Lima Juta Delapan Ratus Ribu Rupiah) yang dilaksanakan melalui CV. Berkah Jaya Putra dengan nomor kontrak yang tertera dalam papan informasi 502.1/2508/SPK/DPKPP/2022.
Dari hasil pantau awak media , (Senin, 12 September 2022), dalam papan informasi yang terpanjang di lokasi pengerjaan tersebut, tidak dituliskan sumber dana dan volume pekerjaannya, hal tersebut diduga kuat ada unsur kesengajaan yang dilakukan oleh pihak pelaksana yaitu CV. Berkah Jaya Putra dengan tujuan untuk mengurangi volume pekerjaan dan terindikasi mark up anggaran untuk dijadikan ajang korupsi secara pribadi ataupun bersama-sama.
Sebelumnya pemberitaan ini diterbitkan, awak media sudah mencoba melakukan koordinasi sekaligus konfirmasi langsung kepada salah satu Kasi Bidang Bidang Penyuluhan Sarana Prasarana Pertanian Dinas Pertanian dan Perikanan Kabupaten Tasikmalaya Asep, (Selasa, 13 September 2022). Kepada awak media, Asep pun menegaskan jika sumber dana dan volume pekerjaan tersebut tidak dituliskan dalam papan proyek atau informasi oleh pihak pelaksana pekerjaan, itu tidak dibenarkan pihaknya, Asep pun akan segera menegur dan meminta pihak pelaksana atas nama Ujo agar segera memperbaikinya.
“Kalau tidak dituliskan berapa volume dan sumber dana pekerjaan tersebut di papan informasi itu tidak kami benarkanlab Bang, terimakasih atas informasinya, saya akan segera menegur pihak pelaksananya atas nama Ujo agar segera memperbaiki nya, silahkan Abang hubungi juga beliau“, tegasnya.
Diwaktu yang sama, awak media langsung melakukan konfirmasi kepada pihak pelaksana pekerjaan dari CV. Berkah Jaya Putra atas nama Ujo melalui telpon seluler miliknya, dan saat dikonfirmasi Ujo pun mengucapkan terimakasih atas saran dan masukan yang diberikan pihak media serta akan segera membuat papan informasi yang baru untuk menuliskan sumber dana dan volume pekerjaan nya, Ujo pun meminta bertemu langsung dengan pihak media disore hari dengan alasan ingin ngobrol secara langsung.
“Iya Pak saya sudah dihubungi oleh Pak Asep Abo juga, terimakasih atas saran dan masukan nya, insya Allah akan segera saya rubah dan mungkin hari ini juga bisa dibuatkan yang baru, kebetulan saya hari ini mau ke kota, gimana kalau nanti kita bertemu langsung saja Pak di seputaran Singaparna sekitar sorean sepulangnya saya dari kota agar bisa ngobrol langsung “, ucap Ujo.
Ketika awak media menunnggu lama, kembali dirinya membalas pesan whatsapp jika dirinya lagi ada aktivitas dan nanti akan menghubunginya kembali.
“Saya masih nguli pa ,, nanti saya kabarin pa, nanti saja pa , mohon pengertian nya pa“, ucap Ujo.
Selang beberapa menit kemudian, awak media adatelpon dari atas nama Ipan yang mengaku sebagai pelaksana kegiatan pekerjaan pembangunan jaringan irigasi tersebut, dirinya pun meminta kepada pihak media agar bertemu langsung dengan dirinya di keesokan harinya sembari mengirimkan poto dirinya sedang ada di lokasi pekerjaan.
“Kalau pelaksana dilapangan nya saya Pak, kalau bisa jangan langsung ke Dinas, koordinasi dulu dengan saya, besok sajalah ketemu langsung saja dengan saya Pak di Gebu“, ucapnya.
Setelah awak media mendapat telepon dari Ipan tersebut, Ujo kembai membalas pesan whatsapp dan memberitahukan jika dirinya tidak bisa bertemu dan meminta pihak media untuk bertemu langsung dengan Ipan tersebut.
“Nanti ketemu sama kang ipan kebo aja kang ,saya mh gak bisa ketemu akang, udah ada kordinasi kan kangg sama kang ipan nya“, ucapnya.
Dengan adanya pemberitaan ini, diharapkan kepada pihak inspektorat Kabupaten Tasikmalaya, Dinas Pertanian dan Perikanan Kabupaten Tasikmalaya serta seluruh instansi terkait lainnya agar segera menindaklanjuti dan memeriksa pekerjaan pembangunan jaringan irigasi oleh CV. Berkah Jaya Putra yang diduga kuat tidak transparan serta ada indikasi mark up anggaran dengan tidak mencantumkan sumber dana dan volume pekerjaan tersebut di papan prinformasi proyek.*