Garut,(Transtwonews).- konferensi PGRI Cabang Cibatu melaksanakan
Agenda organisasi lima tahunan yang namanya konferensi cabang yang sering disingkat jadi koncap PGRI. Salah satu mata agendanya adalah pemilihan pengurus PGRI cabang kecamatan cibatu, masa bakti ke-23 tahun 2025-2030. Di samping tentu saja laporan pertama jawabannya, pengurus masa bakti sebelumnya.
Mekanismenya yang pertama ada pencalonan dulu kan Pencalonannya sekarang itu berbeda dengan yang lalu Kalau sekarang pencalon itu sudah dijelaskan posisinya Si A calon ketua, si B calon ketua dan sebagainya Yang kedua jumlah calon itu harus minimal 3. Karena pengurusnya akan dilantik nanti jumlahnya 22.

Kemudian menurut AD ART calonnya harus 1,5 kali 22, jadi 33. Selanjutnya nanti diverifikasi, setelah disahkan ditanya kesediaannya. Sehingga nanti mengkristal. Seperti hari ini kan ya, calonnya 2 ketua, tapi yang bersedia hanya 1, aklamasi.
Sekarang ada dua, tadi kan ada enam calon wakil ketua dan sekretaris. Karena yang dibutuhkan tiga, maka harus terjadi 40 suara. Nanti terpilih tiga orang.1.Elly Nugraha M.Pd,yang terpilih ketua PGRI Cabang Cibatu periode 2025-2030.
Ketua PGRI kab Garut Dr H.Ecep mengajak besar harapan nanti kepengurusan yang berapa PGRI di Cibatu? . Harus pertama harus selaras dengan visi-visi PGRI diatasnya ya termasuk visi-visi Pagar di Cibatu Yang kedua ada agenda yang tidak kalah krusial setelah terpilih. Yang pertama adalah segera penataan pengurus ranting.
Ini ada 8 ranting otomatis, ranting-ranting sekarang harus segera melakukan rapat anggota ranting yang membawa peran. Salah satu mata acaranya pemilihan pengurus ranting yang baru. Yang kedua nanti ada orientasi dan pembekalan pengurus baru yang dilaksanakan oleh pengurus kabupaten.
Ketua PGRI kab Garut Dr H.Ecep menmbahkan saat diwawancara media ini.
ii ko melangkah daripada bapak-bapak Samhutan terkait nyanyi-nyanyi daripada Mars PGRI yang diaturkan oleh anggota PGRI gimana jadi menurut saya gini kan lirik lagu itu kan bangunkan rakyat dari asalnya kan dari Gulita dari gelap Gulita hanya karena kan
merujuk pada irama yang diperlukan, berapa ketuk gitu ya maka disana bangunkan rakyat dari gulita tapi si penulis lagu tidak mau begitu dari gelita, jadi dua suku gelita makanya G, gelita tidak dibaca gulita, tidak dibaca juga gelita gelita, karena dua ngancet bahasa sunama gelita
yang menurut saya nih ya menurut saya ketika kita dari sisi musikalisasi dari sisi kosa kata bahasanya sekarang kan banyak yang merekonstruksi kosa kata itu jadi bangunkan rakyat dari gelita menurut saya ya karena saya dari 1, 2, 3 saya bahas Indonesia dan tidak ditemukan kosa kata gelita yang ada itu bulita
Terus kenapa itu harus dibaca gelita? Menurut saya tidak, jangan dibaca gelita, sudah saja gelita saja. Seperti halnya kita tidak menuliskan kata telah dan telah kan ini ya. Tidak dibaca telah juga, tapi telah.Sebelumnya kita juga sering mengatakan akan, kalau dibaca kan dipakai tanda koma saja, kan. Untuk ke depan menurutnya motivasi apresiasi ke depan untuk guru-guru PGRI dengan adanya kualitas, mungkin apa akan ke depannya.
Setiap tahun kan ada apresiasi bagi guru-guru berprestasi ya. Entah itu guru, kepala sekolah, termasuk penjaga sekolah kemarin ya, termasuk yang lain, penjaga pendidikan. Kami dulu kan bekerjasama dengan jenis pendidikannya sampai ada apresiasi umroh dan sebagainya. Pernah kan di Garut itu ada beberapa orang yang bisa diberangkatkan umroh. Ada yang mendapat sepeda motor, ada yang mendapatkan laptop, termasuk hal-hal yang lain. Ketika pengurusan terbentuk ke depan ini nanti endingnya harus tentu saja yang pertama kita harus selalu bersinergi dengan pengurusan lama.pungkasnya
(Ayi Ahmad)