Koorwil bidang Pendidikan Kersamanah gelar FTBI jaring anak unggulan Bahasa Sunda
Garut,(Transtwonews).- Dinas Pendidikan Garut melalui Koorwil bidang pendidikan Kersamanah menggelar Festival Tunas Bahasa Ibu (FTBI) tahun 2024 yang diikuti Ratusan siswa sebagai perwakilan 12 siswa-siswi tiap sekolah sebagai upaya jaring unggulan anak dalam melestarikan Bahasa Sunda.
Koorwil bidang pendidikan kersamanah Aep Saepudin S. Pd,M.M,mengatakan festival ini merupakan upaya para Guru menggencarkan revitalisasi bahasa sunda. Terutama anak-anak unggulan yang alhamdulillah di bidang lomba Carita pondok (Carpon) telah mencapai ke tingkat propinsi dari SDN 1 Kersamanah, Kepala sekolah Onyas Yuliati, S. Pd, serta anak yang telah tembus ketingkat provinsi adalah Zihan Aurora Efendi yang sekarang kelas VI SDN 1 Kersamanah.
Festival Tunas Bahasa ibu memiliki makna warisan yang tidak boleh hilang sehingga kita ajarkan di sekolah-sekolah, serta cara kita bisa mengevaluasi bagaimana pengajaran di sekolah itu berjalan dengan baik salah satunya dengan festival ini. Usai membuka FTBI di Koorwil pendidikan kersamanah. Selasa 6 Agustus 2024. Di SDN 1&2 Kersamanah.
Menurut Onyas yuliati S.Pd,dari Festival Tunas Bahasa Ibu 2024 ini,
Dia mengatakan festival ini juga diyakini mampu membangkitkan motivasi dan kreativitas anak-anak selaku generasi penerus sehingga mereka bisa lebih mengenal dan mencintai budaya daerah.
Segala sesuatu yang dilombakan pasti persiapannya lebih matang, upayanya lebih keras. Dengan cara seperti ini anak-anak bisa mengenal dan mencintai budaya daerah, mulai dari bahasa juga karya-karya budaya lain sehingga mereka turut melestarikan budaya daerah,” katanya.
Koorwil pendidikan Aep menambahkan kegiatan ini sekaligus menjadi bukti konkrit perwujudan dari implementasi program merdeka belajar melalui kolaborasi potensi anak dan guru dalam berpikir serta berekspresi. Ada tujuh kategori penilaian FTBI putra/putri meliputi Lomba Ngadongeng, Lomba Biantara, Lomba Maca Sajak, Lomba Nembang (Pupuh), Lomba Maca Jeung Nulis Aksara Sunda, Lomba Ngarang Carita Pondok, dan Lomba Ngabodor Sorangan.
Kemudian menemukan unggulan anak-anak serta mampu membuktikan terbaik dalam melestatikan sebuah bahasa dan sastra daerah.Sehingha mampu menjaga kelangsungan hidup bahasa dan sastra daerah serta menciptakan ruang kreativitas dan kemerdekaan untuk mempertahankan bahasa daerah.Festival ini menjadi salah satu dorongan, motivasi kepada para peserta didik juga para guru agar tetap konsisten membudayakan bahasa ibu dalam ber komunikasi. Pungkasnya
(Ayi Ahmad)