Desa Margacinta sambut Lokus Survey Kementrian kesehatan SSGI Dinkes Garut di wilayah kerja UPT Puskesmas Leuwigoong

Garut, (Transtwonews).- Survei Status Gizi Indonesia (SSGI) di Wilayah Kerja Puskesmas Leuwigoong melaksanakan Survei Status Gizi Indonesia (SSGI) tahun 2024 .Desa Margacinta di Rukun warga 10 Survei ini bertujuan untuk mendapatkan gambaran akurat mengenai status gizi balita, termasuk prevalensi stunting, wasting, underweight, dan obesitas.SSGI juga bertujuan mengukur capaian target dalam percepatan penurunan prevalensi stunting. Minggu (24/11/2024).
Enumelator tim survei yang di tunjuk dari Kemenkes di dampingi dari tenaga kesehatan dan kader posyandu, bersama tim meliputi dari BKKBN Leuwigoong, UPT Pertanian Leuwigoong berjalan kaki dari rumah ke rumah, memeriksa status gizi anak, memberikan penyuluhan terkait pencegahan stunting, serta memantau perkembangan kesehatan balita.
Kepala Desa margacinta Acep Gandi Menyampaikan apresiasi penyambutan team Lokus Survey balita. Sasaran Gizi masih menjadi tantangan besar dalam pembangunan kesehatan. terutama stunting, yang merupakan gangguan tumbuh kembang pada anak akibat kekurangan gizi kronis. Jika tidak ditangani dengan baik, stunting dapat berdampak pada penurunan kemampuan kognitif dan produktivitas anak di masa depan.
Agan menambahkan dengan sambutan team datang ke warga RW 10 saat ini penyelenggaraan survei kesehatan, bertujuan untuk meningkatkan kualitas manajemen survei sehingga tujuan mendapatkan data akurat dan kebijakan yang tepat dapat tercapai.
Survei ini dianggap memiliki peran strategis dalam menyediakan data status gizi yang akurat dan berkualitas, yang akan menjadi landasan dalam pengambilan kebijakan kesehatan yang tepat. Keberhasilan SSGI 2024 sangat bergantung pada dukungan dan kerja sama yang kuat dari seluruh stakeholders.
Camat leuwigoong Dra Dedeh Rosyadah menyampaikan bahwa Kegiatan lokus survei SSGI dilaksanakan dari kabupaten untuk sasaran Balita. Wilayah kerja kami itulah khususnya di desa margacinta dengan sasaran 10 anak balita kriteria balita memiliki tinggi badannya dan berat badannya. Mudah-mudahan dari survei yang dilaksanakan hari ini tidak termasuk kategori anak yang stuting . Harapannya di Kecamatan Lewigoong sendiri di wilayah kerja kami itu harus Zero Stunting.tandasnya
Kepala puskesmas Leuwigoong Yuyun Suhendradeni, SKM,M.Si,yang mendampingi kegiatan ini menambahkan bahwa survei gizi ini penting untuk memastikan setiap anak mendapat perhatian dan pemantauan yang sesuai, tentunya meskipun tidak mencapai zero stunting harapannya Kecamatan Leuwigoong di bawah angka persentase yang diharapkan tingkat kabupaten yaitu di bawah 9% dari keseluruhan balita.
Dengan adanya survei status gizi dari Kemenkes ini yaitu selalu mengikuti arahan-arahan agar anak-anak balita di bawah umur 2-5 tahun itu supaya terlepas keluar dari lingkaran angka stunting selalu mengikuti arahan-arahan dari kader kedepannya supaya menjadi anak yang normal,”tandasnya.
Pencegahan stunting tidak hanya menjadi tanggung jawab kami sebagai Pemerintah , tetapi juga seluruh elemen masyarakat. Kami terus berupaya memberikan pemahaman dan pendampingan kepada para orang tua agar mereka mampu menjaga pola makan dan kesehatan anak-anaknya secara optimal. Kegiatan ini juga menjadi ajang untuk memperkuat silaturahmi antara pemerintah desa, tenaga kesehatan, dan warga. Pungkasnya
(Ayi Ahmad)