Peran Etnomatematika dan Etno-informatika untuk Pelestarian Budaya
SUMEDANG (Transtwonews).-Melalui kegiatan pengabdian pada masyarakat, Pusat Studi Pemodelan dan Komputasi Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Padjadjaran mengenalkan penerapan Etno-matematika dan Etno-informatika kepada siswa dan guru SMKN Sukasari Kecamatan Sukasari.
Kegiatan ini dilakukan secara hybrid pada hari Kamis (1/12/2022), bertempat di SMKN Sukasari Kecamatan Sukasari Kabupaten Sumedang, diikuti sekitar 170 peserta terdiri dari siswa, guru SMKN Sukasari secara luring dan dosen di lingkungan FMIPA Unpad secara daring.
Webinar bertajuk “Penerapan Etnomatematika dan Etno-informatika untuk Pelestarian Budaya” ini terselenggara atas kerja sama Pusat Studi Pemodelan dan Komputasi FMIPA Unpad, Tim ALG Departemen Matematika, Departemen Statistika dan Departemen Ilmu Komputer FMIPA Unpad.
Acara dibuka secara resmi oleh Dr. Gumgun Darmawan (Kepala Pusat Studi Pemodelan dan Komputasi FMIPA Unpad), juga dihadiri Drs. H. Agus Wahyudin, M.Si. ( Camat Kecamatan Sukasari), Andang Sumpena, A.Md., S.Pd. (Kepala Sekolah SMKN Sukasari), Prof. Budi Nurani Ruchjana, MS dan Prof. Dr. Atje Setiawan Abdullah, MS, M.Kom., Para Dosen dan Tenaga Kependidikan Departemen Matematika, Departemen Ilmu Komputer dan Departemen Statistika, Mahasiswa S-3 Matematika FMIPA Unpad, para Guru dan Siswa kelas XII SMKN Sukasari.
Drs. H. Agus Wahyudin, M.Si. (Camat Kecamatan Sukasari) dalam sambutannya menyatakan ucapan terima kasih kepada FMIPA Unpad yang telah memberikan ilmu dan informasi tentang Unpad dan Penerapan Etnomatematika serta Etno-informatika untuk Pelestarian Budaya.
Ia menyampaikan selamat datang di SMKN Sukasari, yang sebenarnya lokasinya sangat dekat dengan Unpad, serta mengharapkan dengan kehadiran para guru besar dan Dosen Unpad dapat memotivasi para siswa untuk dapat melanjutkan studinya ke tingkat perguruan tinggi, khususnya bagi para siswa maupun guru diharapkan semakin bertambah ilmunya tentang penerapan matematika serta teknologi informasi dalam melestarikan budaya.
Andang Sumpena, A.Md., S.Pd. (Kepala Sekolah SMKN Sukasari) menyampaikan ucapan selamat datang kepada para nara sumber dan atas nama pribadi serta lembaga mengucapkan banyak banyak terima kasih kepada para nara sumber dan panitia yang telah memberikan ilmunya serta bantuannya yang bermanfaat bagi guru dan siswa.
Kegiatan ini diharapkan dapat terus berlanjut melalui kerja sama dengan FMIPA Unpad dan dapat terus ditingkatkan untuk meningkatkan kemampuan dan kapasitas sumber daya manusia di SMKN Sukasari Kabupaten Sumedang.
Prof. Budi Nurani Ruchjana, MS sedang memberikan buku karya Prof. Dr. Atje Setiawan Abdullah, MS, M.Kom
Bagi Penanya dalam Sesi Diskusi (foto agus)*
Topik pertama disampaikan oleh pemateri Prof. Dr. Atje Setiawan Abdullah, MS, M.Kom. dengan judul “Pengenalan Etno-informatika untuk Warisan Budaya Takbenda”. Penelitian ini dilakukan oleh Prof. Dr. Atje Setiawan Abdullah, MS, M.Kom. bersama dengan tim dosen dan mahasiswa di Departemen Ilmu Komputer, FMIPA Unpad. Untuk pengelolaan informasi warisan budaya takbenda (WBTb) di Indonesia, dengan membuat visualisasi budaya takbenda di Indonesia baik dalam bentuk rekapitulasi per provinsi maupun dalam bentuk visualisasi peta spatial enam lokasi kepulauan yang terdiri dari provinsi-provinsi di Indonesia, dikelompokkan berdasarkan lima kategori budaya takbenda Dirjen Kebudayaan Kemendikbud dapat diakses pada laman http://warisanbudaya.kemdikbud.go.id/.
Penetapan WBTb dimulai dengan pertama usulan pencatatan budaya takbenda dari kabupaten/kota setiap provinsi, kedua dilakukan penetapan budaya takbenda setiap provinsi, dan ketiga pengusulan kepada UNESCO untuk ditetapkan sebagai budaya takbenda dunia yang berasal dari Indonesia. Sampai saat ini sudah tercatat di UNESCO sebanyak 12 budaya tabenda Indonesia yang diakui dunia meliputi; pertunjukan wayang, keris Indonesia, batik Indonesia, angklung Indonesia, tari Saman, tas noken, tiga genre tari tradisional Bali, pinisi seni pembuatan kapal, pantun, gamelan, dan pencak silat.
Selain itu Prof. Dr. Atje Setiawan Abdullah, MS, M.Kom. memberikan contoh penerapan Etno-informatika dalam perubahan Antroponimi, atau budaya penamaaan orang di Kabupaten Sumedang selama 100 tahun terakhir sampai dengan tahun 2020 dari database penduduk kabupaten Sumedang sebanyak 1,2 juta orang, serta perubahannya setiap 10 tahun terakhir. Informasi yang ditampilkan antara lain, nama-nama favorit, nama-nama yang sudah menghilang, dan nama-nama yang baru muncul. Pembahasan dilakukan secara spasial, baik untuk kecamatan-kecamatan di pedesaan maupun di perkotaan. Sebagai contoh 10 nama favorit di kabupaten Sumedang adalah: Muhammad, Muhamad, Dede, Asep, Ade, Ai, Agus, Ani, Wawan, Cucu. Sepuluh nama-nama Sunda yang sudah menghilang selama 90 tahun terakhir adalah: Sunaja, Saim, Sundia, Djatma, Boelah, Unamah, Entjil, Eyut, Kitji, dan Macih. Sedangkan sepuluh nama-nama yang baru muncul dalam 10 tahun terakhir adalah: Naura, Arsila, Keyla, Raffa, Rafka, Khanza, Aqila, Zahra, Keysa, Aleska.
Nama-nama Sunda di pedesaan Kabupaten Sumedang masih banyak digunakan, akan tetapi secara keseluruhan jumlahnya relatif turun. Sedangkan nama-nama Sunda di perkotaan relatif sudah banyak berubah, walaupun 80% dari 10 nama favorit masih digunakan, tetapi penggunaannya relatif turun. Bahkan nama favoritnya sudah berubah mengambil serapan dari budaya lain.
Prof. Dr. Atje Setiawan Abdullah, MS, M.Kom. mengharapkan hasil penelitian ini dapat memberikan masukan bagi masyarakat, khususnya bagi generasi muda untuk ikut terlibat dalam melestarikan budaya Sunda. Selain itu penelitian ini diharapkan dapat memberikan inspirasi dan motivasi bagi pemerintah untuk melestarikan budaya lokal di daerah masing-masing. Sedangkan untuk kepentingan SMKN Sukasari baik untuk siswa maupun gurunya adalah menberikan gambaran tentang penerapan penelitian Etno-Informatika dengan cara menerapkan informatika, khususnya dalam parawisata budaya, melalui pelaksanaan penelitian survei langsung di lokasi desa-desa di Kecapatan Sukasari Kabupaten Sumedang, kemudian diwujudkan dalam bentuk website tentang parawisata budaya di Kecamatan Sukasari.
Untuk jangka panjang kajian Etno-informatika diharapkan dapat meningkatkan perekonomian masyarakat.
Selanjutnya, pemateri kedua Prof. Dr. Budi Nurani Ruchjana, MS menyampaikan topik “Pengenalan Etnomatematika dalam Budaya Sunda”. Etnomatematika adalah penerapan Matematika dalam budaya yang memiliki kode 01A07 dalam Mathematical Subject Classification 2020 (MSC2020) yang dikeluarkan oleh Mathematical Reviews (MR) Amerika dan Zentralblatt fur Mathematik (zbMATH) Berlin. Istilah Etnomatematika pertama kali diperkenalkan oleh Prof. Ubiratan D’Ambrosio (1932-2021) seorang guru besar bidang Pendidikan Matematika dari Brazil sejak tahun 1985.
Dalam penelitiannya tentang Etnomatematika dan Etno-informatika, tim peneliti Departemen Matematika dan Departemen Ilmu Komputer FMIPA Unpad memperoleh Hibah Konsorsium Keilmuan tahun 2016 bekerja sama dengan Prof. Dr. L. J. Slikkerveer dari Leiden Ethnosystem And Development (LEAD) Programme Leiden University Belanda dan enam perguruan tinggi di Indoneis terdiri dari FMIPA Untirta, Undip, Untan, Unud, Unhas, dan Unpatti. Penelitian Etnomatematika di FMIPA Unpad difokuskan pada penerapan Matematika dalam Budaya Sunda.
Etos dan watak Sunda itu adalah cageur, bageur, singer dan pinter, yang dapat diartikan sehat, baik, mawas, dan cerdas. Kebudayaan Sunda juga merupakan salah satu kebudayaan yang menjadi sumber kekayaan bagi bangsa Indonesia yang dalam perkembangannya perlu dilestarikan. Secara umum masyarakat Jawa Barat atau Tatar Sunda, dikenal sebagai masyarakat yang lembut, religius, dan sangat spiritual. Kecenderungan ini tampak sebagaimana dalam pameo silih asih, silih asah dan silih asuh; saling mengasihi (mengutamakan sifat welas asih), saling menyempurnakan atau memperbaiki diri (melalui pendidikan dan berbagi ilmu), dan saling melindungi (saling menjaga keselamatan). Tujuan dari kajian Etnomatematika dijelaskan untuk: (1) memahami keterkaitan antara matematika dan budaya, sehingga persepsi siswa dan masyarakat tentang matematika menjadi lebih tepat, dan lebih mudah dipahami, (2) mengoptimalkan penerapan matematika bagi kehidupan siswa dan masyarakat, sehingga memperoleh manfaat dalam belajar matematika, serta (3) memanfaatkan budaya yang spesifik yang ada pada suatu kelompok masyarakat, misalnya cara berpikir, cara berkarya, cara berperilaku, cara berbahasa, khususnya yang berkaitan dengan matematika.
Penerapan Etnomatematika dalam budaya Sunda dipaparkan oleh nara sumber seperti alat ukur simbolik yang digunakan seperti cara mengukur panjang (sajeungkal, sadeupa, dan lain-lain), mengukur volume (sabukucuruk, satangtung, sabitis, salaput hulu, dan lain-lain).
Etnomatematika dalam mendukung pembelajaran Geometri disajikan melalui pembahasan Lingga, batik Sumedang. Selain itu disajikan waktu simbolik mulai matahari terbit sampai matahari terbenam (wanci ngagayuhka subuh, maktu carangcang tihang, waktu wanci pecat sawed, wanci reureuh budak, dan lain-lain). Selanjutnya diconthkan cara menghitung hari dengan cepat menggunakan kelipatan tujuh puluh dari metode yang selama ini digunakan oleh masyarakat Sunda, missal Kamis-Kamis-Jum’at-Sabtu (10 hari) dan akan berulang ke hari yang sama dalam kelipatan tujuh puluh, sehingga jika sekarang hari Kamis maka hari ke 702 adalah hari Sabtu, dan seterusnya.
Prof. Dr. Budi Nurani di akhir kegiatan mengatakan “Harapan saya kegiatan ini dapat berkelanjutan sebagai bentuk perhatian dari Unpad kepada persekolahan dan masyarakat sebagai tetangga terdekat, khususnya dalam hal penerapan Etnomatematika dan Etno-informatika untuk pelestarian budaya, Etnomatematika mendukung pelestarian budaya setiap wilayah di Indonesia melalui berbagai aktivitas sehari-hari, Selain itu, pendekatan Etnomatematika dapat digunakan oleh guru, dosen, dan orang tua untuk membantu pemahaman konsep Matematika dengan lebih mudah, Etnomatematika dapat meningkatkan proses berpikir siswa. Siswa juga diharapkan dapat senang mempelajari Matematika”.
Selain memberikan ilmu pengetahuan dan berbagi pengalaman dengan para siwa dan guru maupun dosen dalam kegiatan ini, juga disampaikan Buku Ciptaan Karya Prof. Dr. Atje Setiawan Abdullah, MS, M.Kom. dan bantuan printer kepada SMKN Sukasari Kabupaten Sumedang. Acara ditutup dengan foto bersama dengan latar Gunung Manglayang yang menawan. (*)