Indramayu, (Transtwonews) – Terkait santernya pemberitaan di Media Sosial tentang siswa SMK NU Kaplongan Kabupaten Indramayu yang meninggal dunia akibat diduga depresi bunuh diri setelah dikeluarkan dari sekolah mendapat tanggapan dari pihak sekolah.
Dalam hal ini melalui Kepala SMK NU Kaplongan DR Tobroni Mpd didampingi Asep Saefullah selaku Wakasek Kesiswaan dan Abdurrahim selalu Wali Kelas Almarhum Rizqi Firmansyah, menyampaikan turut berdukacita yang sedalam-dalamnya atas meninggalnya siswa yang tersebut, semoga almarhum Rizqi Firmansyah diampuni dosa-dosanya dan diterima semua amal ibadahnya.
Dijelaskan Tobroni, almarhum RF masih tercatat sebagai siswa aktif kelas XI di sekolahnya, namun selama menjadi siswa almarhum tergolong sebagai anak yang kurang berkelakuan baik.
Sejak masih duduk di bangku kelas X sampai dengan sekarang sudah menerima teguran berkali-kali, baik lisan berupa nasehat maupun tertulis berupa Surat Pemberitahuan, mulai dari teguran pertama, kedua hingga teguran ketiga.
Dan terakhir almarhum bersama teman-temannya melakukan tindakan tidak terpuji di lingkungan sekolah dan di posting di medsos. Sehingga pihak sekolah memberikan sanksi teguran keras, memanggil orang tua almarhum untuk datang kembali ke sekolah.
Oleh karena almarhum sudah berkali-kali mendapat teguran dan berkali-kali pula orang tua nya dipanggil ke sekolah namun yang bersangkutan selalu diabaikan dan terus mengulanginya serta melanggar tata tertib sekolah dan pada pihak sekolah memberikan pilihan agar almarhum diserahkan kembali kepada orang tuanya.
Lebih lanjut dikatakan Tobroni, karena almarhum sudah tidak sanggup mengikuti tata tertib sekolah lagi, akhirnya ibu almarhum membuat surat keterangan mengundurkan diri dari sekolah, ditandatangani oleh ibu almarhum dan wali kelas. Namun surat tersebut belum sempat ditandatangani oleh kepala sekolah dan mendengar kabar almarhum sudah meninggal dunia.
Dalam hal ini pihak sekolah tidak pernah mengeluarkan almarhum dari sekolah, dalam hal ini pihak sekolah selalu mengedepankan toleransi dan Tabayyun dalam menyelesaikan anak-anak yang bermasalah di sekolah, baik antara siswa, orang tua maupun sekolah, ungkap Tobroni.
Sementara itu Wakasek Kesiswaan Asep Saefullah menuturkan, anak-anak yang bermasalah tentunya selalu melalui tahapan pembinaan dan penyelesaiannya, dari mulai pemanggilan orang tuanya, memberikan peringatan sampai tiga kali bila terus menerus melanggar tata tertib sekolah. Kemudian sebagai upaya terakhir, jika sama sekali sudah tidak bisa dibina, baru siswa tersebut dikembalikan kepada orang tuanya.
Tentunya pihak sekolah berharap tidak ada lagi kejadian serupa. Karena pendidikan tidak hanya didapat di sekolah, melainkan juga di lingkungan di mana siswa tinggal. Terutama dan yang paling utama adalah pendidikan di dalam keluarga, sehingga akhlak baik bagi anak-anak akan terbentuk sesuai harapan kita semuanya.
Kepala SMK NU Kaplongan Tobroni berharap kepada orang tua almarhum ikhlas dan tabah atas kepergian almarhum.
Dijelaskan penasehat hukum Yayasan Darul Ma’arif Kaplongan, Miftah SH.MH, pernyataan adanya siswa SMK NU Kaplongan yang meninggal setelah dikeluarkan dari sekolah, diduga depresi, terlalu berlebihan.
“Pernyataan ini sangat menyudutkan dan telah merugikan lembaga”, ungkap Ketua LBH PC GP Ansor Kabupaten Indramayu.
( Kamal )