Garut ,(transtwonews) – Harga tembakau di tingkat petani sedang anjlok, bahkan ada yang turun hingga 75% dibandingkan tahun sebelumnya.
Dari keterangan para petani dan pengepul ,Hal ini disebabkan oleh beberapa faktor, termasuk rendahnya permintaan dari pabrik rokok, kenaikan cukai, dan cuaca yang tidak menentu. Akibatnya, banyak petani mengalami kerugian karena harga jual tidak sebanding dengan biaya produksi.
Beberapa penyebab anjloknya harga tembakau di perkirakan beberpa faktor :
Permintaan Pabrik Berkurang:
Pabrik rokok mengurangi pembelian tembakau karena stok yang menumpuk.
Kualitas Tembakau Menurun:
Cuaca yang tidak menentu, seperti musim kemarau basah atau hujan , dapat menurunkan kualitas tembakau, sehingga harganya ikut anjlok.
Ada kekhawatiran bahwa kelebihan pasokan tembakau juga menjadi penyebab harga anjlok karena pabrik sudah memiliki stok yang cukup.
Petani mengalami kerugian besar karena harga jual tembakau tidak sebanding dengan biaya produksi.
Menurut salah seorang petani dari Desa Sukasono Kecamatan Sukawening sebut saja Yan (55th) , harganya sekarang perpohon dihargai kisaran Rp 1000 (seribu rupiah).
“Ya sekarang oleh pengepul atau bandar dihargai seribu rupiah per pohon, atau Rp rupiah per kilogramnya. Sedangkan tahun kemarin di kisaran Rp. 6000 per pohon. Sungguh sangat jauh apa yang diharapkan”.ungkapnya.
Sebagian petani memilih untuk mengolah tembakau menjadi janturan atau krosok karena harga jualnya lebih stabil.
Seperti di ungkapkan oleh Jae (68th).
“Kalau di beli oleh bandar atau di kemplang pasti saat ini merugi. Tapi saya disiasati dengan cara di kerosokan, itu bisa mensiasati agar tidak terlalu merugi”.
“Kami berharap pemerintah dapat turun tangan untuk mengontrol harga dan membantu mengatasi persoalan ini”.
(Dede)